Rupiah Menguat Tipis ke
Posisi Rp14.092 per Dolar AS
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah menguat tipis ke posisi Rp14.092 per dolar AS atau sebesar 0,02 persen
pada perdagangan pasar spot Kamis (21/11) sore. Sebelumnya, kurs mata uang
garuda berada di posisi Rp14.094 per dolar AS pada penutupan perdagangan pada
Rabu (20/11). Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank
Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.112 per dolar AS
yang juga melemah dibandingkan posisi Rabu (20/11), yakni Rp14.097 per dolar
AS. Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat
terhadap dolar AS. Tercatat, peso Filipina menguat 0,20 persen, yen Jepang 0,09
persen, rupee India 0,07 persen, dan dolar Singapura 0,05 persen. Selanjutnya,
yuan China menguat 0,05 persen, dolar Hong Kong juga menguat 0,02 persen, serta
lira Turko menguat tipis 0,01 persen. Pelemahan terjadi pada won Korea sebesar
0,68 persen, ringgit Malaysia 0,10 persen, serta baht Thailand yang melemah 0,03
persen. Di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS.
Tercatat poundsterling Inggris menguat 0,14 persen, dolar Australia menguat
0,10 persen. Sementara, dolar Kanada melemah tipis 0,01 persen.
Meskipun menguat, Direktur PT Garuda Berjangka
Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah tidak akan berlangsung lama. Hal
tersebut disebabkan oleh sentimen negatif perjanjian dagang antara AS dan China
yang memanas. "Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan menandatangani
RUU yang mendukung pengunjuk rasa Hong Kong," kata Ibrahim saat dihubungi
Kamis (21/11). Pasalnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China sebelumnya
telah menyebut keputusan AS sebagai campur tangan terang-terangan dalam urusan
dalam negeri China, dan mengatakan AS menghadapi konsekuensi negatif jika itu
tetap dilakukan. Sementara itu, dari sisi domestik, Ibrahim menyebut pelaku
pasar memperhatikan kebijakan Bank Indonesia juga memutuskan untuk menurunkan
Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum
Syariah/Unit Usaha Syariah sebesar 50 bps sehingga masing-masing menjadi 5,5%
dan 4,0%, dengan GWM Rerata masing-masing tetap sebesar 3,0%, dan berlaku
efektif pada 2 Januari 2020. Namun, Ibrahim merasa sentimen tersebut masih
belum dapat mengalahkan sentimen negatif dari sisi eksternal. Lebih lanjut,
Ibrahim berpendapat dalam perdagangan Jumat (23/11) besok, rupiah diperkirakan
melemah di kisaran Rp14.075 hingga Rp14.140 per dolar AS.
Sumber : CNN Indonesia
FORZA HIMASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar